Batasi Garam, Cegah Hipertensi !

“…Tanpa disadari konsumsi garam dalam sehari kita mungkin sudah berlebih.”

Pernah terpikir untuk membatasi garam? Membatasi gula mungkin terdengar lebih familiar. Namun ternyata, membatasi garam juga perlu. Umum dikenal sebagai garam, natrium klorida/sodium klorida, dijumpai di hampir semua jenis makanan yang kita santap sehari-hari. Selain ditambahkan untuk memperkaya rasa, garam juga kerap digunakan dalam pengolahan berbagai jenis makanan. Tak heran, tanpa disadari konsumsi garam dalam sehari kita mungkin sudah berlebih. Tak terlihat tapi mematikan.

Konsumsi garam berlebih erat kaitannya dengan peningkatan resiko hipertensi. Sementara, hipertensi merupakan faktor utama resiko penyakit jantung. Masalahnya, sebagian besar orang di dunia mengonsumsi garam lebih dari jumlah yang ditentukan oleh rekomendasi internasional. Rata-rata orang Asia mengonsumsi garam hingga lebih dari 2x lipat batas rekomendasi, atau 12gr/hari, padahal batas anjurannya adalah 6 gr/hari atau 1 sdt garam (mengandung ± 2000 mg natrium). Tak heran, saat ini, hasil studi menunjukkan bahwa 1 dari 4 penduduk dunia menderita hipertensi. Di Indonesia sendiri, data survei kesehatan menunjukkan 3 dari 10 orang Indonesia berusia di atas 18 tahun mengalami hipertensi.

Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya melebihi 140/90 mmHg (sistolik/diastolik). Ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena natrium bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini menyebabkan jantung Anda bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh pembuluh tubuh. Karena volume darah meningkat, tekanan ke pembuluh darah Anda juga akan lebih tinggi dibandingkan saat Anda tidak mengonsumsi garam dalam jumlah berlebihan.
Efek konsumsi garam yang tinggi juga memperbesar resiko penyakit jantung bagi orang yang mengalami obesitas karena orang-orang dengan berat badan berlebih sangat sensitif terhadap konsumsi garam dalam jumlah tinggi. Resiko stroke secara signifikan meningkat, setiap terjadi peningkatan konsumsi garam.
Hipertensi dan penyakit jantung layak disebut the silent killer. Sebagian besar orang yang menderita hipertensi tidak sadar bahwa dirinya mengalami tekanan darah tinggi, karena seringkali tak ada gejalanya. Hipertensi menjadi semakin buruk dan terlanjur merusak pembuluh darah dan organ-organ vital di tubuh Anda.
Was-was apakah makanan yang Anda santap tinggi garam? Nantikan artikel berikutnya: Apakah Makanan Kesukaan Anda Termasuk Dalam Daftar Makanan Pendukung Hipertensi?

References:

  • AdroguĂ© HJ, and Madias NE. 2007. Sodium and Potassium in the Pathogenesis of Hypertension. N Engl J Med 356:1966-78.
  • Strazzullo P, D’Elia L, Kandala N-B, Cappuccio FP. 2009. Salt intake, stroke, and cardiovascular disease: meta-analysis of prospective studies. BMJ 339:b4567
  • American Heart Association. 2011. Symptoms, Diagnosis & Monitoring of High Blood Pressure. http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/SymptomsDiagnosisMonitoringofHighBloodPressure/What-are-the-Symptoms-of-High-Blood-Pressure_UCM_301871_Article.jsp [9 Februari 2011]
  • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
  • MayoClinic.com. 2010. Sodium: How to tame your salt habit now. http://www.mayoclinic.com/health/sodium/NU00284/NSECTIONGROUP=2 [9 Februari 2011]

0 komentar: