Mendengkur Menyebabkan Kualitas Tidur Buruk
Mendengkur memang biasa terjadi, apalagi kalau Anda sudah terlalu lelah.
Mendengkur juga dianggap sebagai pertanda seseorang tidur nyenyak.
Nyatanya, ‘hobi’ mendengkur itu tidak boleh dianggap sepele.
“Mendengkur belum tentu pertanda seseorang itu memasuki fase tidur yang sangat lelap. Mendengkur bisa jadi gejala adanya sleep apnea,” ujar dr. Andreas Prasadja, RPSGT, konsultan gangguan tidur dari RS Mitra Kemayoran Jakarta.
Sleep apnea, kata dr. Andreas, merupakan gangguan tidur serius. Pada sleep apnea terjadi henti napas berulang kali ketika tidur. Henti napas adalah ketika seseorang mendengkur, tiba-tiba suaranya hilang, tapi gerakan napasnya makin hebat seperti sesak karena saluran napas tersumbat.
Saat hal ini terjadi, mekanisme tubuh akan membangunkan otak, sehingga orang itu terbangun dan seperti tersedak. Namun, karena henti napas hanya terjadi beberapa detik, ia tidak sampai terjaga. Ia pun tertidur kembali, mendengkur lagi, dan napasnya terhenti lagi. Proses ini yang disebut micro arousal atau proses tidur yang terpotong-potong.
Apa penyebab sleep apnea? Pertama, akibat saluran pernapasan sudah sempit sejak lahir. Kedua, akibat dinding saluran pernapasan melunak yang bisa muncul pada usia berapa saja. Kelenturan dinding yang melunak ini mengakibatkan dengkuran, dan bila terlalu lembek bisa menutup saluran napas.
Meski tak sampai benar-benar terjaga, micro arousal itu membuat kualitas tidur memburuk. Sehingga, penderita sleep apnea, walaupun sudah tidur dalam waktu yang sangat cukup, tetap bangun dalam keadaan tidak segar dan terus merasa mengantuk (hipersomnia).
“Mengantuk membuat mood menjadi jelek, tidak bisa konsentrasi, pelupa, sakit kepala, dan mudah stres,” ujar dr. Andreas.
“Mendengkur belum tentu pertanda seseorang itu memasuki fase tidur yang sangat lelap. Mendengkur bisa jadi gejala adanya sleep apnea,” ujar dr. Andreas Prasadja, RPSGT, konsultan gangguan tidur dari RS Mitra Kemayoran Jakarta.
Sleep apnea, kata dr. Andreas, merupakan gangguan tidur serius. Pada sleep apnea terjadi henti napas berulang kali ketika tidur. Henti napas adalah ketika seseorang mendengkur, tiba-tiba suaranya hilang, tapi gerakan napasnya makin hebat seperti sesak karena saluran napas tersumbat.
Saat hal ini terjadi, mekanisme tubuh akan membangunkan otak, sehingga orang itu terbangun dan seperti tersedak. Namun, karena henti napas hanya terjadi beberapa detik, ia tidak sampai terjaga. Ia pun tertidur kembali, mendengkur lagi, dan napasnya terhenti lagi. Proses ini yang disebut micro arousal atau proses tidur yang terpotong-potong.
Apa penyebab sleep apnea? Pertama, akibat saluran pernapasan sudah sempit sejak lahir. Kedua, akibat dinding saluran pernapasan melunak yang bisa muncul pada usia berapa saja. Kelenturan dinding yang melunak ini mengakibatkan dengkuran, dan bila terlalu lembek bisa menutup saluran napas.
Meski tak sampai benar-benar terjaga, micro arousal itu membuat kualitas tidur memburuk. Sehingga, penderita sleep apnea, walaupun sudah tidur dalam waktu yang sangat cukup, tetap bangun dalam keadaan tidak segar dan terus merasa mengantuk (hipersomnia).
“Mengantuk membuat mood menjadi jelek, tidak bisa konsentrasi, pelupa, sakit kepala, dan mudah stres,” ujar dr. Andreas.
0 komentar: