Waspadai Tahi Lalat Sebagai Tanda Awal Kanker Kulit
Tahi lalat atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan andeng-andeng merupakan hal biasa yang sering ditemukan pada kulit manusia normal. Dalam istilah kedokteran tahi lalat disebut dengan nevus pigmentosus. Tahi lalat adalah tumor jinak pada kulit yang paling umum dijumpai pada manusia. Tumor jinak ini yang khas adalah berwarna gelap, sebagian besarnya menetap, sebagian lain terus membesar sehingga mengkhawatirkan si pemiliknya.
Memang sebagian besar tahi lalat ada sejak lahir, tetapi bisa juga baru muncul saat dewasa. Umumnya dalam kasus ini pemicunya adalah sering kontak dengan sinar matahari. Tahi lalat timbul akibat terkena sinar matahari secara terbuka sehingga berdampak meningkatnya pigmen melanin berlebih. Meski dapat pula tahi lalat terjadi karena faktor genetik, obat-obatan pemutih kulit, makanan cepat saji, atau bahan-bahan yang mengandung arsen.
Tahi lalat merupakan indikasi terjadinya penumpukan pigmen yang sudah tertahan di bawah kulit sejak janin. Pigmen-pigmen ini memiliki sarang di bawah kulit dan bisa timbul sewaktu-waktu. Itulah sebabnya mengapa tahi lalat bisa bertambah banyak seiring bertambahnya usia.
Tahi lalat ada yang datar umumnya bersifat jinak, tapi bisa juga berubah menjadi ganas. Untuk tahi lalat yang berupa benjolan, atau tumor dalam bahasa pada kulit ada 3 jenis yaitu jinak, bakal kanker (pra kanker) dan ganas. Tahi lalat dapat berubah semakin besar terasa gatal dan akhirnya menjadi kanker kulit yang sangat ganas.
Tanda-tanda tahi lalat yang berubah menjadi ganas (melano magnia), yaitu bila muncul rasa gatal atau nyeri, perubahan warna menjadi lebih gelap, ukurannya membesar, melebar tidak teratur, permukaan menjadi tidak rata, sering diganggu (dikorek atau digaruk), gampang berdarah, menjadi luka dan koreng yang tidak sembuh-sembuh. Kalau ada gejala tersebut pada tahi lalat yang ada di wajah atau anggota tubuh kita, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Tahi lalat yang masuk dalam kategori berbahaya jika ukurannya terus membesar hingga memiliki diameter lebih dari 6 milimeter. Masalah tahi lalat bukan hanya masalah di permukaan kulit, tapi masalah di dalam lapisan bawah kulit, sehingga jarang sekali tahi lalat yang bisa ditangani dengan pengobatan tradisional. Tahi lalat yang berisiko kanker harus ditangani segera sebelum mengalami metastatis atau penyebaran ke bagian tubuh lainnya. Jika terlihat ada tanda-tanda tahi lalat yang mencurigakan, bersikaplah waspada dengan segera mendatangi dokter atau ahlinya.
Satu-satunya jalan untuk menghilangkan tahi lalat adalah dengan melakukan operasi. Tahi lalat sebaiknya diangkat atau dioperasi jika menimbulkan kecurigaan terjadi suatu keganasan. Meski ada kalanya seseorang minta tahi lalatnya diangkat hanya karena secara kosmetis ia tidak suka, atau karena alasan secara fengshui kurang bagus.
7 Tanda Tahi Lalat Gejala Kanker Kulit
Kanker kulit merupakan penyakit yang menakutkan sebagian orang, karena langsung berkaitan dengan penampilan luar. Mencegah kanker sejak dini dan mendeteksi gejala penyakit ini sejak awal perkembangan mampu mempercepat pengobatan dan penyembuhan.
Ada beberapa tanda gejala kanker kulit yang bisa dideteksi sendiri, seperti yang dimuat dalam Genius Beauty.
1. Tahi lalat yang asimetris
Tahi lalat harus memiliki bentuk yang teratur. Setiap perubahan yang menimbulkan perubahan pada ukuran dan bentuk tahi lalat harus menjadi perhatian. Periksakan perubahan tersebut ke dokter kulit.
2. Tepi tahi lalat
Bagian tepi tahi lalat harus berbentuk halus dan tidak berubah selama bertahun-tahun. Luka, bengkak, atau tepian yang membesar adalah pertanda Anda perlu memperhatikan kesehatan kulit.
3. Warna tahi lalat
Warna tahi lalat harus tetap dan tidak berubah. Orang dengan rambut berwarna cerah seharusnya memiliki warna tahi lalat yang lebih cerah, dan tahi lalat warna lebih gelap bagi yang berkulit gelap. Perubahan warna tahi lalat kemerah-merahan sebaiknya menjadi perhatian.
4. Ukuran
Semakin besar diameter tahi lalat, semakin tinggi risiko terkena kanker kulit. Apalagi jika ada tahi lalat yang tumbuh di atas enam milimeter. Perubahan demikian adalah peringatan serius.
5. Tahi lalat baru
Jika tubuh Anda terlalu sering terdapat tahi lalat baru, saatnya segera berkonsultasi dengan dokter.
6. Gatal-gatal
Tahi lalat yang terasa gatal adalah pertanda buruk. Selain gatal, tahi lalat yang membesar, bersisik atau berdarah bisa menjadi gejala-gejala terjadinya kanker kulit. Periksakan ke dokter kulit segera.
7. Risiko bawaan
Orang dengan kulit sangat pucat lebih berisiko terkena kanker kulit dibandingkan orang dengan kulit berwarna. Waspadai bila ada anggota keluarga yang terkena karsinoma, karena risiko terkena kanker kulit lebih besar.
Yang Banyak Tahi Lalatnya Bisa Lebih Awet Muda
Mereka yang memiliki banyak tahi lalat, meski resiko terkena penyakit kanker kulit lebih tinggi, namun rasanya mereka lebih dapat mempertahankan keremajaan wajah dibanding mereka yang jarang tahi lalatnya. Selain itu resiko terkena penyakit jantung atau tulang keropos dan resiko penyakit yang berhubungan dengan usia rasanya juga lebih rendah.
Hal ini merupakan hasil penelitian Doktor Bathier dari lembaga penelitian anak kembar akademi ilmu pengetahuan kerajaan Inggris. Ia melakukan penelitian terhadap anak kembar sebagai obyeknya. Ia mendapati bahwa antara indeks jumlah tahi lalat dengan organisme yang memperlamban penuaan memiliki hubungan yang mengejutkannya.
Tidak sedikit bangsa China menaruh perhatian pada posisi tahi lalat, bahkan tahi lalat di posisi yang “kurang menguntungkan” akan dibuang oleh yang bersangkutan. Ditinjau dari hasil penelitian terbaru, tidak peduli dimana posisi tahi lalat itu berada, jumlah tahi lalat makin banyak semakin baik.
Adapun mengenai mengapa jumlah tahi lalat dapat menyebabkan perbedaan memperlambat penuaan, dan apa manfaat dari tahi lalat itu sendiri, ilmuwan masih belum mengetahuinya secara jelas.
dari berbagai sumber (vivanews, dll)
0 komentar: