Kalsium Dengan Kepadatan Tulang
Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan normal dan perkembangan kerangka tubuh. Selama pertumbuhan
dan pematangan kerangka, yaitu hingga usia awal dua puluhan pada
manusia, kalsium berkumpul di kerangka dengan rataan 150 mg per hari.
Selama masa pematangan, tubuh dapat menjadi berlebihan atau kekurangan
dalam keseimbangan kalsium. Mulai usia sekitar 50 an pada pria dan saat
menopause pada wanita, keseimbangan tulang menjadi negatif dan
kehilangan tulang dari seluruh tempat kerangka. Kehilangan tulang ini
dihubungkan dengan makin meningkatnya kejadian patah tulang, khususnya
pada wanita.
Kecukupan asupan kalsium adalah sangat penting untuk mencapai massa tulang puncak optimal dan mengurangi laju kehilangan tulang karena bertambahnya usia (National Institute of Health 1994). Suatu keseimbangan kalsium positif dibutuhkan sebelum pertumbuhan tulang terjadi. Asupan kalsium dan pembentukan tulang menentukan keseimbangan kalsium selama pertumbuhan. Pada umumnya kalsium tersimpan di dalam kerangka tulang.
Asupan kalsium mempengaruhi pencapaian massa tulang puncak dan juga zat ini dengan baik mampu untuk mempertahankan kalsium kerangka sepanjang kehidupan. Kalsium adalah zat gizi yang penting, yang melibatkan sangat banyak proses metabolis dan memberikan kekuatan mekanis pada tulang dan gigi. Homeostatis kalsium negatif disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, penyerapan yang lemah atau pengeluaran yang berlebihan yang mengakibatkan kehilangan kalsium dari tulang dan selanjutnya dapat meningkatkan kejadian patah tulang. Dalam hal ini terdapat data secara epidemiologis yang menunjukkan adanya hubungan positif antara asupan kaslium dan kepadatan tulang.
Selain jumlah kalsium yang cukup dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan kalsium dari makanan tersebut juga merupakan faktor penting yang menentukan kalsium untuk membangun dan memelihara tulang. Dengan demikian, diperlukan identifikasi komponen pangan dan atau komposisi pangan fungsional yang secara positif dapat mempengaruhi penyerapan kalsium yang dapat menjamin bahwa bioavailabilitas kalsium dari bahan pangan dapat diharapkan dengan baik.
Studi-studi intervensi dan cross-sectional telah melaporkan suatu pengaruh positif kalsium pada massa tulang anak-anak dan remaja. Suatu meta-analisis dari 33 studi menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan kalsium dan massa tulang pada wanita pre-menopause. Dari hasil-hasil tersebut diperlihatkan bahwa peningkatan asupan kalsium dari makanan yang biasa dikonsumsi mempunyai keuntungan untuk perkembangan dan pemeliharaan tulang dan dapat mengurangi risiko osteoporosis pada saat usia lanjut. Akan tetapi, ada hasil penelitian lainnya yang menyatakan bahwa tidak menemukan adanya hubungan nyata antara asupan kalsium dengan kepadatan tulang.
Beberapa penelitian tentang suplementasi kalsium pada anak-anak dan remaja, khususnya yang dilakukan dengan waktu satu hingga dua tahun telah dilakukan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan asupan kalsium dapat dihubungkan dengan peningkatan massa tulang sekitar 1 – 5%.
Kecukupan asupan kalsium adalah sangat penting untuk mencapai massa tulang puncak optimal dan mengurangi laju kehilangan tulang karena bertambahnya usia (National Institute of Health 1994). Suatu keseimbangan kalsium positif dibutuhkan sebelum pertumbuhan tulang terjadi. Asupan kalsium dan pembentukan tulang menentukan keseimbangan kalsium selama pertumbuhan. Pada umumnya kalsium tersimpan di dalam kerangka tulang.
Asupan kalsium mempengaruhi pencapaian massa tulang puncak dan juga zat ini dengan baik mampu untuk mempertahankan kalsium kerangka sepanjang kehidupan. Kalsium adalah zat gizi yang penting, yang melibatkan sangat banyak proses metabolis dan memberikan kekuatan mekanis pada tulang dan gigi. Homeostatis kalsium negatif disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, penyerapan yang lemah atau pengeluaran yang berlebihan yang mengakibatkan kehilangan kalsium dari tulang dan selanjutnya dapat meningkatkan kejadian patah tulang. Dalam hal ini terdapat data secara epidemiologis yang menunjukkan adanya hubungan positif antara asupan kaslium dan kepadatan tulang.
Selain jumlah kalsium yang cukup dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan kalsium dari makanan tersebut juga merupakan faktor penting yang menentukan kalsium untuk membangun dan memelihara tulang. Dengan demikian, diperlukan identifikasi komponen pangan dan atau komposisi pangan fungsional yang secara positif dapat mempengaruhi penyerapan kalsium yang dapat menjamin bahwa bioavailabilitas kalsium dari bahan pangan dapat diharapkan dengan baik.
Studi-studi intervensi dan cross-sectional telah melaporkan suatu pengaruh positif kalsium pada massa tulang anak-anak dan remaja. Suatu meta-analisis dari 33 studi menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan kalsium dan massa tulang pada wanita pre-menopause. Dari hasil-hasil tersebut diperlihatkan bahwa peningkatan asupan kalsium dari makanan yang biasa dikonsumsi mempunyai keuntungan untuk perkembangan dan pemeliharaan tulang dan dapat mengurangi risiko osteoporosis pada saat usia lanjut. Akan tetapi, ada hasil penelitian lainnya yang menyatakan bahwa tidak menemukan adanya hubungan nyata antara asupan kalsium dengan kepadatan tulang.
Beberapa penelitian tentang suplementasi kalsium pada anak-anak dan remaja, khususnya yang dilakukan dengan waktu satu hingga dua tahun telah dilakukan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan asupan kalsium dapat dihubungkan dengan peningkatan massa tulang sekitar 1 – 5%.
0 komentar: