9 Mitos Tentang Osteoporosis

Osteoporosis yang menyebabkan tulang lemah dan keropos merupakan salah satu masalah kesehatan bagi banyak orang, terutama orang berusia di atas 50 tahun. Osteoporosis dapat terjadi pada setiap perempuan maupun laki-laki. Meski demikian, data membuktikan bahwa osteoporosis kerap terjadi pada perempuan pasca menopause, hal ini berhubungan dengan penurunan hormon estrogen yang erat kaitannya dalam pembentukan dan penyerapan tulang.

Penyebab osteoporosis antara lain adalah kurangnya kalsium atau mineral lainnya di dalam tulang, selain itu osteoporosis juga dapat dipicu oleh kurangnya hormon estrogen.

Beberapa efek negatif yang dapat diakibatkan oleh osteoporosis antara lain patah tulang terutama tulang pinggul, berubahnya penampilan (misalnya menjadi bungkuk,) dapat menimbulkan rasa nyeri (misalnya pada bagian punggung, leher bahu, kaki atau bagian lainnya), dan gerak tubuh menjadi kaku.

Berikut adalah beberapa mitos yang umum tentang osteoporosis:

1. Osteoporosis adalah bagian alami dari proses penuaan
Banyak orang yakin bahwa osteoporosis merupakan bagian alami dari proses penuaan, sehingga banyak lansia yang pasrah karena yakin akan mengalaminya.

Sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencegah osteoroposis, antara lain termasuk mendapatkan cukup asupan kalsium, vitamin D, dan melakukan olahraga secara rutin atau aktifitas fisik lainnya.

2. Osteoporosis hanya menyerang wanita
Memang benar bahwa perempuan lebih beresiko terhadap osteoporosis, namun ternyata osteoporosis juga bisa berpengaruh pada pria. Bahkan, satu dari lima pria Amerika di atas usia 50 tahun beresiko menderita osteoporosis (dibandingkan dengan satu dari tiga wanita). Dan, pria muda lebih mungkin untuk mengalami patah tulang daripada wanita.

3. Osteoporosis adalah penyakit keturunan
Jika ada anggota keluarga anda terkena osteoporosis, maka anda juga memiliki resiko terkena osteoporosis. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu, seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama.

Meski demikian, orang yang keluarganya tidak mempunyai riwayat osteoporosis bukan berarti bebas dari resiko kena osteoporosis. Setiap orang bisa terkena osteoporosis jika memiliki faktor resiko, misalnya kurang asupan kalsium dalam makanannya, kurang olahraga dan aktifitas fisik, dan gaya hidup yang tidak baik (alkohol, kafein, minuman bersoda merupakan produk yang banyak melepaskan kalsium tubuh).

4. Usia muda tidak perlu khawatir osteoporosis
Sekitar 90 persen dari massa tulang dibangun pada usia hingga 18 pada anak perempuan dan usia 20 pada laki-laki. Sebelum memasuki masa lansia, kebanyakan orang merasa tidak perlu khawatir akan resiko osteoporosis.

Hal ini tidaklah tepat, sebaiknya mulailah dari sejak dini untuk membangun tulang yang sehat dan kuat sebagai bekal persiapan nanti memasuki masa lansia. Biasakan mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi tulang untuk mengantisipasi segala kemungkinan masalah di kemudian hari.

Jika osteoporosis dapat terdiagnosis sejak dini, maka akan lebih mudah untuk diobati.

5. Bahaya osteoporosis hanya patah tulang
Osteoporosis adalah kondisi serius dan fatal. Osteoporosis menyebabkan patah tulang pinggul dan, sekitar 25% orang meninggal dalam waktu enam hingga 12 bulan pertama setelah patah tulang pinggul. Mengapa? Operasi penggantian pinggul dapat menyebabkan masalah seperti aritmia, komplikasi anestesi, pneumonia, serangan jantung, atau infeksi pada orang tua.

Wanita berusia di atas 50 tahun memiliki resiko kematian akibat patah tulang pinggul sebanding dengan resiko kematian yang diakibatkan oleh kanker payudara.

6. Patah tulang hanya jika jatuh
Pada kebanyakan orang, patah tulang terjadi saat jatuh, tapi kadang-kadang, keadaan tulang yang lemah dan rapuh dapat mengalami patah kapan saja. Bahkan ada orang yang mengalami patah tulang secara spontan, misalnya ketika berjalan atau tertidur atau ketika membungkuk dan mengangkat beban.

7. Tulang menjadi lemah bisa dirasakan
Hal ini mungkin tidak benar. Osteoporosis dapat menimpa anda tanpa anda sadari kehadirannya. Bahkan, mungkin anda tidak tahu bahwa anda menderita osteoporosis sampai anda mengalami patah tulang. Anda tidak akan merasa tulang menjadi lebih lemah karena hilangnya kepadatan tulang, juga hal ini tidak akan nampak nyata mempengaruhi aktifitas anda sehari-hari.

Osteoporosis merupakan silent disease, tidak ada cara untuk mengetahui apakah anda terkena osteoporosis kecuali dengan melakukan tes kepadatan tulang.

8. Tulang rapuh tidak bisa menjadi kuat kembali
Banyak orang yakin bahwa orang dengan osteoporosis tidak akan dapat mengembalikan kepadatan tulangnya ke kisaran "normal". Bahkan, diagnosis osteoporosis mungkin berarti bahwa anda sudah benar-benar memiliki kepadatan tulang yang rendah untuk seluruh sisa hidup anda. Kalau kondisinya sudah seperti ini maka usaha-usaha untuk membuat kepadatan tulang menjadi lebih tinggi menjadi tidak mungkin.

Namun, adalah suatu hal yang mungkin untuk membangun kembali tulang anda. Obat osteoporosis dapat meningkatkan kepadatan tulang beberapa persen per tahun selama tiga sampai empat tahun.

9. Produk susu dapat mencegah osteoporosis
Banyak iklan tentang susu untuk mencegah osteoporosis, hal ini tidak 100% tepat. Susu sapi mengandung tinggi kalsium, tapi tidak optimal diserap oleh tubuh, karena susu juga mengandung phosfor yang dapat meningkatkan pelepasan kalsium melalui urin.

Untuk mencegah osteoporosis, perpaduan antara asupan makanan kaya kalsium, olahraga dan gaya hidup sehat haruslah terapkan dalam keseharian anda. Gunakan produk susu atau suplemen obat osteoporosis secara bijak, jika perlu konsultasilah dengan dokter anda.

0 komentar: