Apakah Baik tidur terlalu Lama ?
Kita
tentu tahu bahwa waktu tidur yang kurang dapat mempengaruhi performa
kerja serta dapat meningkatkan resiko hipertensi, penyakit jantung dan
diabetes. Namun, ternyata waktu tidur yang lama pun memiliki efek yang
kurang baik bagi kesehatan! Penelitian menunjukkan bahwa responden yang
memiliki waktu tidur lebih dari 8 jam per hari lebih rentan terkena metabolic syndrome dibandingkan responden yang tidur 6-8 jam per hari.
Apa itu Metabolic Syndrome?
Metabolic syndrome adalah kelompok faktor risiko terkait obesitas yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Adapun faktor resiko tersebut antara lain:
Hubungan lama tidur dengan Metabolic Syndrome
Responden yang memiliki waktu tidur di atas 8 jam per hari ternyata memiliki risiko metabolic syndrome 15% lebih tinggi dibandingkan responden yang tidur 6-8 jam per hari1. Hal ini diduga berkaitan dengan fungsi proinflammatory cytokines. Tingginya kadar proinflammatory cytokines berdampak pada peningkatan lamanya waktu tidur. Proinflammatory cytokines ini pun memiliki efek yang buruk terhadap homeostasis glukosa serta fungsi β-cell yang dapat berujung pada diabetes.
Selain itu, lamanya waktu tidur bisa saja menjadi kompensasi dari kualitas tidur yang kurang baik. Tubuh akan mengompensasikan kualitas tidur yang kurang baik dengan waktu tidur yang lebih panjang. Padahal, kualitas tidur yang kurang baik dapat berujung pada penurunan sensitivitas insulin yang dapat berujung pada diabetes.
Tidur kurang dari 6 jam ataupun lebih dari 8 jam per hari berdampak pada risiko metabolic syndrome. Karena itu, usahakan untuk tidur selama 6-8 jam per hari. Perbaiki juga kualitas tidur Anda agar tubuh Anda dapat beristirahat dengan baik!
References:
Metabolic syndrome adalah kelompok faktor risiko terkait obesitas yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Adapun faktor resiko tersebut antara lain:
- Tingginya kadar lemak di perut (ditandai dengan nilai lingkar pinggang lebih dari 80 cm bagi wanita atau lebih dari 90 cm bagi pria)
- Kadar trigliserida tinggi (lebih dari 150 mg/dl)
- Kadar kolesterol HDL yang rendah (lebih dari 35 mg/dl untuk pria dan lebih dari 39 mg/dl untuk wanita)
- Tekanan darah tinggi (lebih dari 140/90 mmHg)
- Gula darah puasa tinggi (lebih dari 100 mg/dl)
Hubungan lama tidur dengan Metabolic Syndrome
Responden yang memiliki waktu tidur di atas 8 jam per hari ternyata memiliki risiko metabolic syndrome 15% lebih tinggi dibandingkan responden yang tidur 6-8 jam per hari1. Hal ini diduga berkaitan dengan fungsi proinflammatory cytokines. Tingginya kadar proinflammatory cytokines berdampak pada peningkatan lamanya waktu tidur. Proinflammatory cytokines ini pun memiliki efek yang buruk terhadap homeostasis glukosa serta fungsi β-cell yang dapat berujung pada diabetes.
Selain itu, lamanya waktu tidur bisa saja menjadi kompensasi dari kualitas tidur yang kurang baik. Tubuh akan mengompensasikan kualitas tidur yang kurang baik dengan waktu tidur yang lebih panjang. Padahal, kualitas tidur yang kurang baik dapat berujung pada penurunan sensitivitas insulin yang dapat berujung pada diabetes.
Tidur kurang dari 6 jam ataupun lebih dari 8 jam per hari berdampak pada risiko metabolic syndrome. Karena itu, usahakan untuk tidur selama 6-8 jam per hari. Perbaiki juga kualitas tidur Anda agar tubuh Anda dapat beristirahat dengan baik!
References:
- Hall, M.H., et. al. 2008. Self-Reported Sleep Duration is Associated with the Metabolic Syndrome in Midlife Adults. Sleep 31: 635-643.
- Gangwische, J.E., et. al. 2007. Sleep duration as a risk factor for diabetes incidence in a large US sample.
0 komentar: