Antidepresan berkaitan dengan keropos tulang


Obat kelas antidepresan yang dikenal sebagai inhibitor pengambilan kembali selektif serotonin (SSRI), dapat meningkatkan kecepatan keropos tulang. Harap diperhatikan bahwa studi yang didokumentasikan dalam temuan ini masih data pendahuluan dan tidak harus dilihat sebagai alasan untuk mengubah pengobatan. Hasil penelitian dipublikasikan di dalam Archives of Internal Medicine edisi 25 Juni 2007.

Dr Susan Diem, penulis utama studi dan asisten profesor medis dari University of MinnesotaSchool of Medicine mengatakan bahwa temuan ini masih tahap pendahuluan, orang-orang yangsaat ini menggunakan SSRI tidak harus menghentikan pengobatannya berdasarkan temuan ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut sebelum diambil kesimpulan. SSRI secara luas diresepkan untuk menangani depresi dan gangguan lain dan merupakan dua per tiga peresepan antidepresan di Amerika Serikat. Obat ini bekerja menghambat protein yang mentranspor serotonin, neurotransmiter yang terlibat dalam depresi dan tidur. Reseptor serotonin saat ini juga ditemukan di tulang. Diem mengatakan, hal ini mengarah pada pertanyaan apakah obat SSRI akan berefek pada tulang. 

Studi ini melibatkan 2.722 wanita tua dengan rata-rata 78,5 tahun. Densitas tulang pinggul total dan daerah kedua tulang pinggul diukur di awal studi dan diukur kembali 5 tahun kemudian. Setiap kali kunjungan, partisipan diminta membawa semua pengobatan yang digunakan selama 2minggu terakhir. Setelah penyesuaian terhadap faktor lain, para peneliti menemukan bahwa densitas mineral tulang pada pinggul menurun 0,82% pada wanita yang menggunakan SSRI dan 0,47% pada mereka yang menggunakan antidepresan trisiklik lama dan yang tidak menggunakan antidepresan. Pengguna SSRI juga lebih tinggi kecepatan keropos tulangnya di kedua bagian bawah pinggul.

Berdasarkan hasil studi ini, belum dapat diketahui penyebab perbedaan antara kedua kelompok tersebut. Dr. Diem mengatakan, “Kami menemukan bahwa penggunaan obat golongan SSRI berkaitan dengan kecepatan peningkatan keropos tulang pada kelompok wanita yang lebih tua, tapi penelitian ini tidak menentukan secara mendasar apakah obat-obat itu sendiri yang bertanggung jawab terhadap kecepatan peningkatan keropos tulang atau apakah ada perbedaan lain antara dua kelompok tadi yang bertanggung jawab terhadap keropos tulang. Contohnya, depresi sendiri terkait dengan peningkatan kecepatan keropos tulang dan orang-orang mengunakan SSRI karena depresi. Dr Diem melanjutkan bahwa pekerjaan ini perlu dikonfirmasi pada populasi lain untuk menentukan apakah obat ini memberikan efek pada kecepatan patah tulang.

Studi kedua yang dipublikasikan di edisi baru Archives of Internal Medicine melibatkan 5.995 pria berumur 65 dan lebih tua, menemukan bahwa pria pengguna SSRI juga memiliki densitas tulang lebih rendah pada pinggul dan tulang belakang. Total densitas mineral tulang pinggul 3,9% lebih rendah di antara pengguna SSRI dibandingkan pria yang tidak menggunakan antidepresan. Densitas tulang belakang 5,9% lebih rendah pada pengguna SSRI dibanding yang bukan pengguna.

Seperti studi yang melibatkan wanita, tidak ada perbedaan bermakna dalam densitas mineral tulang antara pria pengguna antidepresan trisiklik dan yang tidak menggunakan antidepresan. Pria pengguna antidepresan trazodone mempunyai densitas tulang yang sama dengan yang tidak menggunakan antidepresan.

#sumber : Archives of Internal Medicine edisi 25 Juni 2007

0 komentar: